Kamis, 29 November 2012

Perkembangan Teknologi dan Informasi


Mata Kuliah : Wawasan ilmu pengetahuan teknologi dan seni

PERKEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
1.      Teknologi
Teknologi merupakan sebuah hasil buah tangan yang berupa barang-barang, benda-benda, atau alat-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk memudahkan dan menggampangkan realisasi hidupnya di dalam dunia. Hal mana juga memperlihatkan tentang wujud dari karya cipta dan karya seni (Yunani techne) manusia selaku homo technicus. Dari sini muncullah istilah “teknologi”, yang berarti ilmu yang mempelajari tentang “techne” manusia. Tetapi pemahaman seperti itu baru memperlihatkan satu segi saja dari kandungan kata “teknologi”. Teknologi sebenarnya lebih dari sekedar penciptaan barang, benda atau alat dari manusia selaku homo technicus atau homo faber. Teknologi bahkan telah menjadi suatu sistem atau struktur dalam eksistensi manusia di dalam dunia. Teknologi bukan lagi sekedar sebagai suatu hasil dari daya cipta yang ada dalam kemampuan dan keunggulan manusia, tetapi ia bahkan telah menjadi suatu “dayapencipta” yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada gilirannya kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia yang lain.
2.      Informasi
Informasi adalah pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau kumpulan pesan. Informasi dapat direkam atau ditransmisikan. Hal ini dapat dicatat sebagai tanda-tanda, atau sebagai sinyal berdasarkan gelombang. Informasi adalah jenis acara yang mempengaruhi suatu negara dari sistem dinamis. Para konsep memiliki banyak arti lain dalam konteks yang berbeda. Informasi bisa di katakan sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau instruksi. Namun demikian, istilah ini memiliki banyak arti bergantung pada konteksnya, dan secara umum berhubungan erat dengan konsep seperti arti, pengetahuan, negentropy, Persepsi, Stimulus, komunikasi, kebenaran, representasi, dan rangsangan mental.





BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perkembangan Teknologi Dan Informasi
A.    Pengertian Teknologi Informasi
Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, pendidikan, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
B.     Sejarah Teknologi Informasi Komunikasi
Ada beberapa tonggak perkembangan teknologi yang secara nyata memberi sumbangan terhadap perkembangan teknologi informasi komunikasi hingga saat ini. Pertama yaitu temuan telepon oleh Alexander Graham Bell pada tahun 1875. Temuan ini kemudian berkembang menjadi pengadaan jaringan komunikasi dengan kabel yang meliputi seluruh daratan Amerika, bahkan kemudian diikuti pemasangan kabel komunikasi trans-atlantik. Jaringan telepon ini merupakan infrastruktur masif pertama yang dibangun manusia untuk komunikasi global. Memasuki abad ke-20, tepatnya antara tahun 1910-1920, terwujud sebuah transmisi suara tanpa kabel melalui siaran radio AM yang pertama. Komunikasi suara tanpa kabel ini pun segera berkembang pesat. Kemudian diikuti pula oleh transmisi audio-visual tanpa kabel, yang berwujud siaran televisi pada tahun 1940-an. Komputer elektronik pertama beroperasi pada tahun 1943. Lalu diikuti oleh tahapan miniaturisasi komponen elektronik melalui penemuan transistor pada tahun 1947 dan rangkaian terpadu (integrated electronics) pada tahun 1957. Perkembangan teknologi elektronika, yang merupakan cikal bakal TIK saat ini, mendapatkan momen emasnya pada era Perang Dingin. Persaingan IPTEK antara blok Barat (Amerika Serikat) dan blok Timur (dulu Uni Soviet) justru memacu perkembangan teknologi elektronika lewat upaya miniaturisasi rangkaian elektronik untuk pengendali pesawat ruang angkasa maupun mesin-mesin perang.
Miniaturisasi komponen elektronik, melalui penciptaan rangkaian terpadu, pada puncaknya melahirkan mikroprosesor. Mikroprosesor inilah yang menjadi 'otak' perangkat keras komputer dan terus berevolusi sampai saat ini. Perangkat telekomunikasi berkembang pesat saat teknologi digital mulai digunakan menggantikan teknologi analog. Teknologi analog mulai terasa menampakkan batas-batas maksimal pengeksplorasiannya. Digitalisasi perangkat telekomunikasi kemudian berkonvergensi dengan perangkat komputer yang sejak awal merupakan perangkat yang mengadopsi teknologi digital. Produk hasil konvergensi inilah yang saat ini muncul dalam bentuk telepon seluler. Di atas infrastruktur telekomunikasi dan komputasi ini kandungan isi (content) berupa multimedia mendapatkan tempat yang tepat untuk berkembang. Konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia inilah yang menjadi ciri abad ke-21, sebagaimana abad ke-18 dicirikan oleh revolusi industri. Bila revolusi industri menjadikan mesin-mesin sebagai pengganti 'otot' manusia, maka revolusi digital (karena konvergensi telekomunikasi - komputasi multimedia terjadi melalui implementasi teknologi digital) menciptakan mesin-mesin yang mengganti (atau setidaknya meningkatkan kemampuan) 'otak' manusia.
C.     Perkembangan Teknologi Informasi
1.      PTI Penemuan Mesin Cetak
PTI muncul sejak ditemukan sebuah alat cetah pada 1014. Penemuaan ini sekaligus merupakan cikal bakal yang menginspirasi seorang kebangsaan Jerman, Johann Guttenberg, membuat mesin cetak yang jauh lebih cepat dan ekonomis pada 1436. Dengan adanya mesin cetak ini, orang tidak perlu menuliskan lagi buku-buku yang berukuran tebal dan cukup mencetak buku tersebut.
2.      PTI Penemuan Mesin Uap
Kemajuan teknologi juga ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt. Mesin Uap ini dapat membantu kinerja alat transportasi darat dan laut menjadi lebih cepat. Sarana transportasi yang cepat tersebut memungkinkan akan kebutuhan sarana komunikasi ditempat yang jauh dapat terjangkau dengan cepat.
3.      PTI Penemuan Telepon
Seiring perkembangannya, teknologi membuat akses menjadi serba cepat. Termasuk dalam hal komunikasi dan informasi. Teknologi yang awalnya hanya melalui surat, telegraf atau telegram, surat eletronik atau email, telah berkembang semakin pesat.
Perkembangan ini ditandai dengan kemajuan alat komunikasi berupa telepon yang pertama kali diciptakan oleh Graham Bell. Penemuan telepon dapat memudahkan dan memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Komunikasi bisa lebih cepat dan lebih bisa saling berkomunikasi dengan saling mendengarkan suara yang lain untuk memberikan informasi penting kepada yang lain.
4.      PTI Penemuan Komputer
Penemuan komputer merupakan salah satu terobosan dalam perkembangan teknologi dan informasi. Komputer yang awalnya berukuran seluas lapangan sepak bola dan membutuhkan daya listrik yang lebih kecil dan praktis. Bahkan saat ini ada computer tablet yang bisa berfungsi lebih banyak lagi dengan ukuran yang lebih kecil.
D.    Teknologi informasi disusun oleh tiga matra utama teknologi yaitu :
1.      Teknologi komputer, yang menjadi pendorong utama perkembangan teknologi informasi.
2.      Teknologi telekomunikasi, yang menjadi inti proses penyebaran informasi.
3.      Muatan informasi atau content informasi, yang menjadi faktor pendorong utama implementasi teknologi informasi.
Penemuan teknologi komputer sejak awal dimaksudkan untuk membantu meringankan pekerjaan manusia agar lebih efektif dan efisien. Perkembangan komputer ini diikuti dengan lahirnya Internet yang mampu menyebarkan informasi dengan cepat tanpa adanya batasan ruang dan waktu. Perkembangan teknologi komunikasi juga mengalami kemajuan yang pesat dari mulai ditemukannya telegraph (sistem komunikasi digital jarak jauh) pada tahun 1835, telepon pada tahun 1876, sambungan telepon jarak jauh menggunakan satelit pada tahun 1952 hingga telepon seluler digunakan secara luas pada tahun 1985. Perkembangan muatan informasi diawali dengan berhasilnya Markoni membuat radio, ditemukannya kamera gambar bergerak dan televisi. Mulai tahun 1994 rangkaian kejadian penting dalam perkembangan Teknologi Informasi bermunculan dengan cepat.
E.     Jenis Aplikasi Teknologi Informasi
Aplikasi teknologi informasi sangat terkait dengan aplikasi teknologi komputer dan komunikasi data dalam kehidupan. Hampir semua bidang kehidupan saat ini dapat memanfatkan teknologi komputer.
Beberapa jenis aplikasi tersebut adalah :
1.      Aplikasi di bidang sains.
2.      Aplikasi di bidang teknik/rekayasa.
3.      Aplikasi di bidang bisnis/ekonomi.
4.      Aplikasi di bidang administrasi umum.
5.       Aplikasi di bidang perbankan.
6.      Aplikasi di bidang pendidikan.
7.      Aplikasi di bidang pemerintahan.
8.      Aplikasi di bidang kesehatan/kedokteran.
9.       Aplikasi di bidang industri/manufaktur.
10.   Aplikasi di bidang transportasi.
11.  Aplikasi di bidang pertahanan keamanan.
F.      Dampak Negatif dan Positif dari Perkembangan Teknologi
Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang:
1.       Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang ini telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positifnya antara lain:
a)      Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan  terbaru dibumi bagian manapun melalui internet.
b)      Kita dapat berkomukasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone.
c)      Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan-kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal negative, antara lain:
a)      Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris
b)      Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu.
c)       Kerahasian alat tes semakin terancam melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d)     Kecemasan teknologi, selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stress yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2.      Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya, antara lain:
a)      Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b)      Terjadinya industrialisasi
c)      Produktifitas dunia industry semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktifitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
3.       Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat:
a)      Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun bisnis.
b)      Meningkatnya rasa percaya diri kemajuan ekonomi di Negara-negara asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebgai suatu bangsa akan semakin kokoh. Bangsa-bangsa barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa asia.
c)      Tekanan, kompetisi yang tajam di berbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatif pada aspek budaya.
1.      Kemerosotan moral dikalangan warga masyarakat,khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
2.      Pola interaksi antar manusia yang berubah kehadiran computer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Computer yang disambungkan dengan telepon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet dan e-mail telah membuat orang asing dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet telah memberi peluang kepada banyak oaring yang tidak memiliki computer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan computer. Melalui program internet relay chatting anak-anak bisa asik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
4.      Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
a)      Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b)      Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c)      System pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.
Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain. Disamping itu juga muncul dampak negative dalam proses pendidikan antara lain:
a)      Kerahasiaan alat tes semakin terancam program tes intelegensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
b)      Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindakan kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan di bidang pendidikan juga mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contohnya dengan ilmu komputer yang tinggi maka orang akan berusaha menerobos system perbangkan dan lain-lain.



Kamis, 23 Agustus 2012

Filsafat Agama

Baru-baru ini kemenetrian agama melalu Dirjen Diktis mencoret program studi (prodi) filsafat Islam menjadi filsafat agama. Padahal filsafat Islam ada dalam khazanah pemikiran Islam dan juga telah menjadi prodi di banyak perguruan tinggi Islam. Sedangkan filsafat agama merupakan produk dari kajian agama di Barat dan tidak ada dalam tradisi intelektual Islam.
Di Barat sejak zaman modern diskursus agama berpindah dari tangan teolog ke tangan para filosof.  Pernyataan theology was subservient to philosophy atau under the tutelage of philosophy adalah realitas yang tidak disesali. Artinya teologi menjadi bulan-bulanan para filosof. Untuk sekedar menyebut beberapa nama,  Sartre, Heidegger, Jung, Ludwig Feurbach, William James, Nietzsche, Kant dan lain-lain, adalah filosof-filosof yang bicara soal agama. Padahal mereka tidak punya otoritas untuk bicara teologi.
Para pakar sosiologi, psikologi, antropologi dll pun ikut-ikutan membawa agama ke ranah disiplin mereka. Para sosiolog menggunakan teori evolusi Charles Darwin (1809-1882) untuk menjustifikasi adanya perubahan dalam agama. Herbert Spencer (1820-1904) juga mengikuti. Friedrich Max Muller (1794-1827), Emile Durkheim (1858-1917), Rudolf Otto (1869-1937) dan lain-lain mengaitkan agama dengan realitas sosial.
Akhirnya, wacana keagamaan mereka itu tidak lagi bisa disebut teologi, mereka lalu menciptakan apa yang mereka sebut  philosophy of religion. Filsafat Agama adalah suatu disiplin ilmu yang metode dan basis teorinya adalah filsafat Barat. Obyeknya adalah semua agama. Maka ketika filsafat membahas agama-agama itu, worldview Barat berada pada posisi bird-eye. Doktrin filsafat berada di atas doktrin agama-agama. Di sini pembahasan agama berada pada zone bebas agama tapi tidak bebas dari worldview Barat.
Di era postmodern disiplin ilmu ini kemudian dikembangkan menjadi Filsafat Agama Lintas Kultural (Cross-cultural philosophy of religion). Ini berarti bahwa obyek kajian filsafat agama diperluas dari sekedar agama yang ada dalam kultur Barat menjadi agama-agama dan kepercayaan yang berasal dari kultur lain.  Metode dan cara pandangnya tetap pemikiran filsafat, sosiologi dan antropologi Barat. Agama hanya dianggap sebagai produk dari kreatifitas manusia dan akan terus berubah sebagaimana makhluk hidup (living organism). Namanya pun diubah menjadi sekedar penumpukan tradisi (cummulative tradition).
Namun, menurut Thomas Dean, benih-benih disiplin ilmu filsafat agama telah ada sejak tahun 1950an, ia berbuah pada tahun 1960-an, membesar pada tahun 1970-an dan menjadi buah masak pada tahun 1980-an. Benihnya adalah buku filsafat agama Ninian Smart (1958) Reason and Faith. Diikuti oleh karya Wilfred Cantwell Smith The Meaning and End of Religion (1960), yang membahas pemahaman agama lintas kultural dan kehidupan keagamaan sebagai sebuah dynamic historical continuum, dan bukan merupakan sistim tertutup. Periode pembesaran, ditandai oleh penerbitan essay analitis William Christian, Opposition of Religious Doctrines (1972). 
Ditambah lagi ketika karya “kroyokan” para filosof dan pakar sejarah agama yang berjudul Truth and Dialogue in World Religions: Conflicting Truth-Claim (1974) dan yang disunting John Hick terbit. Buah itu menjadi semakin besar ketika Raimundo Panikkar menerbitkan bukunya, The Intrareligious Dialogue (1978) dan Hick sendiri menulis buku Philosophy of Religion. Sebagai titik kulminasi dari wacana ini adalah terbitnya karya Wilfred Smith yang berjudul Towards World Teology, dan karya John Hick berjudul Problems of Religious Pluralism (1985) dan Interpretation of Religion (Gifford Lecture, 1986-87). Di dalam karyanya inilah Hick mendeklarasikan perlunya teologi global. Jadi “buah masak” dari disiplin filsafat agama adalah pluralisme agama.  Goal getter nya  adalah Smith dan Hick.
Jika seseorang memilih menjadi sarjana program studi filsafat agama di perguruan tinggi Islam boleh jadi ini hanya akan menambah barisan penggugat fatwa MUI. Artinya dari prodi ini akan lahir sarjana-sarjana pluralis yang akan percaya bahwa semua agama itu sama benarnya dan Islam bukan yang paling benar. Wallahu a’lam.

Senin, 20 Agustus 2012

Absurd

Bagi seorang yang absurd berarti ia mengamini segala bentuk kegiatannya dengan penuh rasa tanggungjawab dan cinta.

Ada perbedaan yang sangat mendasar antara manusia yang absurd

(1) dengan manusia yang menyadari absurditasnya

(2). Seorang Don Yuan, seniman atau petualang adalah manusia-manusia yang absurd. Mereka bertindak menurut prinsip-prinsip absurditas kehidupannya. Manusia yang menyadari akan absurditasnya atau absurditas kehidupan ini dapat menyerah dan menjadi putus asa, tetapi dapat juga menjadi “pemberontak”. Dan pilihan yang kedualah yang menjadi pilihan Albert Camus. Bagi Camus menjadi pemberontak jauh lebih baik ketimbang menjadi seekor kerbau yang dicocok hidungnya, ia hanya menerima dan mengikuti ke mana sesuatu di luar diri membawanya pergi. Memang pekerjaan sia-sia. Namun, dalam kesia-sian itulah nantinya kebermaknaan lahir. Jadi Camus meskipun tidak mengajarkan moral, tetapi ia tetap peduli pada permasalahan moral.

Seorang Absurd atau mengalami perasaan absurd berarti ia melihat dan mengalami kondisi zamannya yang dianggap “absurd”

(3). Dalam mitos Sisifus misalnya, yang dijadikan oleh Camus sebagai sosok yang absurd. Ketika para dewa menghukum Sisifus untuk terus menerus berusaha, menggelindingkan dan mendorong batu raksasa menuju ke puncak gunung, berulang-ulang tanpa henti. Berdasar pada mitos Sisipus, Camus melihat hal semacam itu termasuk dalam keadaan yang absurd.

Hanya ada satu moral yang bisa diakui oleh manusia absurd, yaitu moral yang tak terpisahkan dari Tuhan: moral untuk diri sendiri. Tapi justru ia hidup diluar garis Tuhan. Absurditas hanya memberi kesamaan nilai kepada akibat-akibat dari tindakannya. Sebagaimana umumnya kaum nihilis yang tidak mengakui transendensi, Camus pun mencari jalannya sendiri.

Camus yang mempunyai pandangan bahwa tidak perlunya suatu masa depan. Bukan karena gagasan masa depan itu sesuatu yang jelek, tetapi karena masa depan itu selalu merupakan absurditas. Masa depan itu tidak pernah bisa dipahami, Camus amat konsekuen dengan pandangannya bahwa seorang tokoh yang absurd tidak bisa berbuat selain menggeluti absurditas yang dihadapinya saat ini-disini dan sekarang. Masa depan hanyalah suatu probabilitas.

Moralitas absurd dibangun atas dasar gagasan bahwa suatu tindakan memiliki konsekuensi yang mensahkan atau menghapuskannya. Semua ini hanya bisa dilakukan dengan penuh kesungguhan. Artinya bagi seorang yang absurd berarti ia mengamini segala bentuk kegiatannya dengan penuh rasa tanggungjawab dan cinta.

Absurditas ini dapat diungkapkan dalam berbagai bentuk, misalnya dengan memandang bahwa dunia ini indah, tetapi hidup manusia itu hanya bersifat sementara. Yang absurd adalah konfrontasi antara keadaan tak rasional dan hasrat yang menggebu -nafsu.

Ketika Jaspers mengungkapkan bahwa tidak mungkin melihat dunia sebagai suatu keutuhan. Ia berkata, “keterbatasan ini membawa saya kepada diri saya sendiri, ke tempat di mana saya tak lagi mundur ke balik sudut pandang obyektif yang hanya saya kemukakan, di mana saya sendiri maupun kehadiran orang lain tak dapat menjadi sekadar obyek bagi saya”. Menurut anggapan Camus, ditengah-tengah kondisi manusia yang semerawut ini, tak ada arti untuk hidup.

Hidup tak mempunyai makna yang mutlak. Dalam dendam irrasional manusia memimpikan untuk persatuan, untuk kemutlakan, untuk keterbatasan perintah dan arti untuk “bukan saya” dari dunia. Tidak seperti keberadaan dalam kesunyian, di dunia yang berbeda. Bagi manusia absurd, segala utopi -termasuk utopi Marxis-ditolak, sebab dengan demikian keadilanpun akan ditunda dan kekerasan diterima begitu saja. Satu-satunya cara yang rasional adalah dengan melakukan pemberontakan. Demikian gagasan pemberontakan Camus, yang bisa ditemukan dalam Le mythe de Sisype dan dalam novelnya La peste.

Di antara kerinduan sebuah arti dan keabadian dan kondisi aktual dunia dimana jurang tak akan pernah bisa dipenuhi. Konfrontasi irrasional, antara hati manusia dan dunia yang berbeda membawa faham absurditas. Karena absurditas bukan hanya berada dalam diri manusia atau dunia, tapi di dalam kehadiran mereka bersama.

Manusia harus menyadari adanya perasaan absurd yang bisa terjadi kapan saja. Orang yang absurd harus menuntut hidup sendiri dengan apa yang diketahui dan membawa dalam ketidakadaan yang tidak yakin. Artinya bahwa, segala sesuatu yang manusia ketahuai adalah keberadaan manusia itu sendiri.

Apakah ini berarti sebuah sikap pesimistis yang beranggapan bahwa hidup ini sia-sia? Dapatkah bunuh diri menjadi legitimasi yang logis sebagai jalan keluar dari ketidakberartian hidup? “Tidak”. “Tidak” jawab Camus. Walaupun absurditas menghapus semua kesempatan dari kebebasan abadi itu artinya menambahkan kebebasan bagi manusia dalam bertindak. Bunuh diri berarti pengakuan si pelaku bahwa ia telah terkalahkan oleh kehidupan atau bahwa ia tidak mengerti kehidupan.

Meskipun dunia ini absurd, kita dapat menemukan nilai dalam hidup ini. Nilai yang berada dalam kebebasan kita, keinginan dan pemberontakan. Seperti yang digambarkan oleh Camus pada sosok Don Yuan. Sosok yang dikenal dari Don Yuan adalah seorang yang suka mengoleksi perempuan-perempuan cantik. Pindah dari perempuan satu keperempuan yang lain. Bagi Camus, Don Yuan tidak bermaksud “mengoleksi” wanita. Ia menguras habis jumlah itu sendiri, dan bersama mereka melahap seluruh kesempatan hidup. Karena mengoleksi berarti mampu menghayati masa lalu. Namun ia menolak penyesalan, yakni bentuk lain dari harapan. Karena Don Yuan adalah sosok manusia absurd yang tidak memisahkan diri dari waktu. Tetapi yang paling penting di sini adalah “penciptaan”. Karena Don Yuan telah menemukan suatu cara baru untuk meng-“ada” yang setidak-tidaknya membebaskannya, dan juga orang-orang yang mendekatinya.

Dalam mitos Sisifus, manusia absurd berarti menentang dirinya untuk sesuatu hal yang dianggapnya masuk akal, dimana di dunia ini manusia harus mencari dan memikul kebenaran yang digariskan tuhan; dia percaya bahwa kebenaran ditemukan oleh keinginan intensitas subjektif ; dia mementingkan bahwa individu selalu bebas dan diliputi pilihan; dia mengenalkan bahwa manusia ada di dunia dan diceritakan secara alamiah oleh dunia; dia mengetahui segalanya dengan arti kematian, hal itu dihindarkan dan menentukan. Keabsurdan adalah pemberontakan terhadap hari esok dan seperti datang ke terminal pada saat penampakkan.

Manusia absurd sadar akan kesedihannya; itu adalah cemoohannya kepada tuhan, kebencian akan kematian, dan keinginan untuk hidup yang memenangkan dalam akhir penggulingan batu ke puncak gunung selamanya, dan dia tidak memohon harapan atau ketidakyakinan terhadap tuhan. Dia adalah asal keabsurdan, tak ada kematian dalam akhir perjuangannya. Pengalaman absurditas merupakan pembuktian keunikan manusia dan dasar martabat dan kebebasannya.

Dalam Islam ada sebuah tema yang masih menyimpan banyak kontroversia untuk persoalan kematian, yaitu mati syahid. Mati syahid, berarti mati dalam keadaan memegang teguh aqidah Islam. Mati syahid, yang sebenarnya dipahami sebagai kematian yang menghampiri seseorang yang dalam keadaan sebelumnya ia telah mengikrarkan dua kalimat syahadat (La ilaha illallah dan Muhammad adalah Rasul Allah) dan tidak pernah berbuat riddah. Mati syahid atau mati dalam keadaan ‘disaksikan’, bisa pula dimaknai seabagai mati yang di dalamnya memuat pengakuan dari diri, masyarakat, dan Tuhan.

Term mati syahid selama ini identik dengan jihad dalam makna perang secara fisik, sebagai ekspresi terhadap luapan keyakinan seorang muslim terhadap ideologi yang diyakininya untuk menegakkan keadilan. Pemaknaan mati syahid seperti ini, mengakibatkan penyempitan dari makna yang sebenarnya. Dampak dari penyempitan pemaknaan tersebut mengakibatkan term mati syahid hanya berlaku bagi setiap muslim yang mati di medan laga.

Pemaknaan terhadap mati syahid yang hanya melulu diidentikan dengan term jihad dalam berperang, hal tersebut akan berindikasi pada, bahwa ajaran Islam lebih mengutamakan kematian yang hanya harus dihadapi secara fisik untuk mendapatkan kehidupan baru. Jika demikian, lalu bagaimana dengan seorang muslim yang masih hidup, yang kemudian mati dalam keadaan selain perang secara fisik? Belajar, mengajar misalnya, bukankah hal yang demikian itu merupakan bagian dari jihad-dalam makna yang luas?

Seorang muslim yang mati dalam keadaan jihad non fisik, seperti orang yang mati dalam keadaan belajar atau mengajar, bisa dikategorikan mati syahid, karena melihat dari substansi dari makna mati syahid itu sendiri, yang bukan melulu bagi orang yang berperang. Kemudian, mengapa orang yang mati dalam keadaan berperang mendapatkan julukan mati syahid dengan secara tegas banyak disebut-sebut dalam nash Al-Qur’an? Dalam kasus ini terlihat ada semacam kepentingan politis Islam dalam menyebarkan ajarannya. Bagaimana mungkin seorang manusia yang dalam keadaan nalar sadar, kemudian melakukan tindakan yang bodoh seperti itu.

Meskipun ada hal yang lain, yang menyebabkan kenapa ada sekelompok manusia yang rela melakukan tindakan tersebut. Yakni adanya harapan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik, dari apa yang sudah ada saat ini-ganjaran masuk syurga.

Bagi nalar absurd, sebuah harapan -syurga, hanyalah utopi belaka, yang tidak mempunyai landasan pemikiran filosofis. Karena hal yang demikian itu terbentuk oleh ikatan emosional yang berasal dari luar diri. Bagi seorang absurd, ikatan emosional itu harus bermula dari dalam diri. Dengan demikian pemaknaan terhadap term jihad menjadi sangat luas, tidak hanya terhadap jihad yang ada diluar diri tetapi juga termasuk jihad dalam diri. Manusia absurd tidak hanya melakukan penolakan terhadap apa-apa yang ada di luar diri tetapi melakukkan penolakan juga terhadap apa-apa yang ada di dalam diri, yang sudah mengarah pada kemapanan. Inilah pemberontakan yang sebenar-benar pemberontakan. Pemberontakan yang membutuhkan keberanian , kehendak, dan kecerdasan.Tiga hal inilah yang menjadi dasar bagi moral absurd dalam menjadikan hidup sebagi sesuatu yang bernilai -hidup mulia.

Hidup mulia dalam konsep Islam adalah hidup dalam keadaan mu’min sekaligus muslim, dengan mengerjakan amal shaleh. Dengan kata lain, ia menjungjung tinggi nilai-nilai kehidupan untuk mendapatkan kehidupan yang baru. Hidup mulia dalam ajaran Islam, berarti melaksanakan ajaran-ajaran Allah, yang berdasar pada Al-Qur’an dan Al-Hadits. Dengan kata lain hidup mulia berarti meng-iman-i sekaligus meng-amin-i apa-apa yang telah di-syari’at-kan-Nya. Untuk mencapai hidup mulia manusia harus menjaga dua jenis hubungan yang sepintas berbeda arah, yaitu hubungan antara manusia dengan Tuhan (hablum minallah) dan hubungan manusia dengan manusia (hablum minannaas).

Manakala salah satu dari kedua hubungan tersebut terbengkalai baik disengaja maupun tidak, dengan demikian keseimbangan menjadi ternoda. Kedua hal tersebut sama pentingnya., namum yang terpenting adalah hubungan sesama manusia. Mengapa demikian? Hal ini serupa dengan apa yang ditampilkan dalam cerita The Patriot, di mana muncul satu pertanyaaan yang menarik, mengapa manusia dengan begitu mudah mengorbankan manusia lain hanya demi mencapai sesuatu yang menjadi keinginannya? Senangkah manusia dengan yang dilakukannya? Manusia menjadi Homo Homini Lupus, pemangsa bagi yang lainnya, yang siap memangsa siapa saja demi sesuatu yang masih kabur.

Islam pun sebenarnya mengajarkan hal ini. Tapi entah kenapa kemudian Islam seolah menjadi Godzila yang dengan ganasnya membumihanguskan manusia lain hanya demi Tuhan. Tuhan di satu sisi dianggap maha kuasa, namun di sisi lain dianggap seperti sesuatu yang idiot yang harus selalu dijaga setiap saat. Akankah kekuasaan Tuhan hilang, manakala tidak ada lagi manusia yang membelanya, yang mencintainya? Kalau jawabannyanya ‘ya’, cepat-cepatlah bunuh Tuhan yang seperti itu. Sebab ia akan menghalangi manusia mencapai hidup mulia. Kalaupun ‘tidak’, pikirkanlah manusia lain. Dari kehadiran manusia lain itulah manusia secara individu terbantu untuk mempertegas eksisitensi dirinya. Dan ini menjadi awal, dalam Islam, untuk menemukan Tuhan. Manusia harus sesegera mungkin menyadari apa yang dimaksud dengan pemberontakan, untuk kemudian mengadakan pemberontakan secara terus menerus tanpa henti. Pemberontakan menyadarkan diri dari pada kenyataan, pada realitas untuk mendukungnya dalam perjuangan terus menerus untuk kebenaran.

Pemberontakan yang bukan dimaknai penghancuran atau destruksi. Akan tetapi pemberontakan yang selalu dimaknai dekonstruksi, menghancurkan untuk kemudian membangun. Nietzsche berpesan, “musuh-musuhku adalah mereka yang ingin merusak tanpa menciptakan diri mereka sendiri”. Satu hal yang harus diingat, bahwa bangunan yang baru itu pada detik berikutnya harus segera di dekonstruksi. Melelahkan tentunya. Lebih lelah lagi menunggu detik-detik kematian tanpa melakukan apapun atau hanya dengan berdiam diri, tak ubahnya anak kecil yang diam dari tangisan setelah diberikan permen atau coklat manis. Membuat kematian yang absurd menjadi lebih tidak bermakna. Kematian menjadi sesuatu yang dinanti-nantikan, ditunggu-tunggu oleh manusia-manusia yang berani. Berani untuk hidup, berani menghadapi ke-absurd-an, berkehendak untuk menguasai segala hal termasuk dirinya, dan sangat cerdas dalam menyiasati hidup. Manusia berani yang hanya bisa tersenyum manis menatap kematian menjemputnya. Suatu kebahagiaan. Kematian absurd yang bermakna.

Dunia bukan hanya untuk didiami, melainkan untuk dihadapi dan diatasi, bukan dihilangkan. Menapaki anak tangga satu persatu tanpa pernah merasa letih dan lelah akan mengantarkan manusia pada hidup mulia. Tapi jangan kemudian menjadikannya harapan. Karena dengan melahirkan harapan, manusia sedang menggali kuburan berikutnya. Biarkan semua mengalir apa adanya. Ikuti dan lawan. Hanyut tapi tidak tenggelam. Hal seperti inilah yang diinginkan oleh Camus, agar manusia tetap setia pada dunia. Walaupun Camus, sebenarnya menolak hal-hal yang bersifat adikodrati, tetapi dia mengajarkan bagaimana cara hidup di dunia yang absurd.(by. Rosihan Fahmi. Tulisan ini merupakan review dari karya skripsinya yang berjudul “Analisis Absurditas Albert Camus Terhadap Mati Syahid Dalam Islam”.)

Sekadar Catatan

1. Kata absurd yang diambil dalam bahasa Inggris yang dalam bahasa Latin berarti absurdus. Kata latin ini terbentuk dari ab (tidak) dan surdus (dengar). Arti harfiah “tidak enak didengar”, “tuli”, “tidak berperasaan”. Kata absurd juga sering diartikan antara lain, “tidak masuk akal”, “tidak sesuai dengan akal”, atau “tidak logis”. nonsense sering diartikan dengan absurd. Lihat, Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta, Gramedia, 1996, hlm. 9-10.

2. Absurditas merupakan pandangan filosofis yang ditawaran oleh eksistensialisme ateis. Absurditas dalam pengertian ini berarti sama dengan kemustahilan untuk mencari jawaban pada yang transenden. Camus amat mengagumi Nietzsche yang dengan lantang menyatakan “Allah sudah mati”, supaya manusia setia pada buminya sendiri. Bagi Nietzsche mencari jawaban yang transenden mengenai persoalan-persoalan manusia dan dunia ini merupakan tindakan orang malas yang hanya mau mencari sesuatu tanpa kesungguhan. Absurditas juga bisa ditafsirkan sebagai kegiatan menciptakan nilai-nilai.

3. "absurd" di sini bermakna terjadinya kekeosan atau kemapanan, yang mengakibatkan keadilan manusia sudah tidak di indahkan lagi, sehingga diperlukan sebuah pemberontakan.